Bukittinggi,liputansumbar-Gunung Marapi, yang megah berdiri di sepanjang Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan ketinggian mencapai 2.891 meter di atas permukaan laut, kembali mempertontonkan aktivitas vulkaniknya. Sejak Minggu (03/12/2023) hingga hari ini (08/01/2024), gunung ini mengalami erupsi, memicu peningkatan statusnya menjadi level II, atau waspada.
Status tersebut berdampak pada masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan para pengunjung. Dalam radius 3 km dari pusat aktivitas, dilarang melakukan kegiatan, mengakibatkan keterbatasan akses dan aktivitas bagi warga dan wisatawan.
Puncak erupsi gunung tersebut juga melibatkan pusaran debu vulkanik yang menyebar hingga ke pusat kota Bukittinggi, yang berjarak sekitar 12 km dari Gunung Marapi. Warga sekitar melaporkan bahwa hujan abu vulkanik tersebut tidak hanya mengotori jalan, tetapi juga mengganggu pernapasan, terutama pada anak-anak dan orang dewasa. Pemerintah Kotamadya Bukittinggi merespons dengan mengimbau penggunaan masker untuk mengurangi dampak kesehatan.
Dalam upaya mitigasi dan edukasi, beberapa mahasiswa dari Universitas Andalas mengambil inisiatif memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Pada 22 Desember 2023, di pasar Aur Kuning, mereka memberikan edukasi tentang tingkatan status gunung berapi di Indonesia, bahaya vulkanis, serta langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil sebelum dan setelah erupsi.
Harapannya, edukasi ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko erupsi gunung berapi dan memberikan wawasan terkait langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengurangi dampaknya.(FA)