Payakumbuh,liputansumbar.com
Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Napar, senyum lebar terpancar dari wajah renta Jusni Munaf (90), seorang veteran yang pernah mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Senin (10/11/2025) menjadi hari yang tak biasa baginya — karena Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta bersama jajaran Forkopimda dan sejumlah OPD datang berkunjung dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.
“Kambang paru-paru ambo mandanga kaba kalau wali kota ka datang ka rumah ambo,” tutur Jusni dengan mata berbinar, menahan haru. “Sangat senang saya mendengar kabar kalau wali kota akan datang ke rumah saya.”
Kebahagiaan sederhana itu menggambarkan betapa semangat perjuangan masih hidup di hati para veteran. Jusni mengaku merasa muda kembali saat kisah perjuangannya dikenang.
“Bagi kami cukup perjuangan kami dulu diingat oleh generasi muda sekarang. Rasa-rasanya kami jadi muda kembali, bagi kami itu sudah cukup,” katanya dengan senyum lembut.
Di ruang tamu yang dindingnya dipenuhi foto-foto lawas, Jusni bercerita banyak tentang masa perjuangannya. Saat masa penjajahan, ia berperan sebagai mata-mata yang menyampaikan informasi penting untuk membantu pergerakan pejuang di garis depan.

Kisah itu membuat Wali Kota Zulmaeta terdiam kagum. “Salut saya sama Bapak Jusni, di usia yang tidak muda lagi ingatannya masih sangat tajam,” ucapnya.
Zulmaeta mengatakan, Hari Pahlawan bukan hanya sekadar mengenang masa lalu, tetapi momentum untuk menyalakan kembali semangat perjuangan di masa kini.
“Para pejuang telah mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan. Tugas kita sekarang menjaga dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat,” ujarnya.
Setelah beranjangsana ke rumah Jusni Munaf, rombongan Wali Kota melanjutkan kunjungan ke rumah Azrai Yahya (95), veteran lainnya yang juga masih energik dan penuh semangat saat mengenang perjuangan.
Di setiap rumah yang dikunjungi, Zulmaeta dan rombongan membawa bingkisan serta rasa hormat mendalam kepada para pahlawan yang menjadi fondasi bagi generasi hari ini.
Di antara tawa, kisah lama, dan air mata haru, tersirat pesan abadi: perjuangan tidak selalu di medan perang, tetapi juga dalam cara kita menghargai mereka yang telah berjuang.(ws)








