Payakumbuh,liputansumbar.com
Setelah hampir delapan tahun mati suri, Pasar Padang Kaduduak di Kota Payakumbuh kini kembali menunjukkan geliat kehidupan. Pemerintah Kota Payakumbuh mendorong pemanfaatan maksimal pasar ini sebagai upaya menghidupkan kembali roda perekonomian di kawasan utara kota, khususnya di sekitar area perkantoran Padang Kaduduak.
Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman, dalam apel pagi bersama di kawasan pasar pada Rabu (09/07/2025), menegaskan komitmen Pemko untuk mengaktifkan kembali fungsi Pasar Padang Kaduduak sebagai pusat ekonomi masyarakat.
“Pasar Padang Kaduduak sudah hampir delapan tahun mati suri. Kita berharap mulai hari ini pasar ini kembali beroperasi maksimal dan berfungsi sebagaimana mestinya,” tegas Elzadaswarman.
Ia menyampaikan bahwa keberadaan tujuh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kawasan Padang Kaduduak dengan sekitar 800 orang pegawai bisa menjadi motor penggerak utama bagi aktivitas pasar.
“Kalau bukan dari kita, siapa lagi? Kalau kita ramaikan, maka geliat ekonomi masyarakat akan tumbuh,” ujarnya.
Menurut data dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh, saat ini terdapat 144 lapak dan 84 kios di pasar tersebut. Seluruh kios sudah terisi dan para pedagang mulai kembali berjualan. Harga-harga pun disebut relatif murah dan kompetitif.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh, M. Faisal, menyebutkan bahwa masyarakat yang ingin berdagang cukup membawa KTP dan Kartu Keluarga ke kantor dinas.
“Silakan datang langsung ke Bidang Pasar. Kami membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mengisi lapak yang masih tersedia,” kata Faisal.
Acara peresmian operasional kembali Pasar Padang Kaduduak juga dirangkai dengan senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, serta sarapan makanan tradisional seperti kue talam ubi. Para pejabat Pemko Payakumbuh, termasuk Sekretaris Daerah dan para asisten, turut hadir.
Wakil Wali Kota juga menyampaikan optimisme bahwa dengan beroperasinya kampus Universitas Negeri Padang (UNP) di sekitar kawasan tersebut, aktivitas ekonomi akan semakin berkembang.
Namun di sisi lain, pengamat kebijakan publik H. Tasrif justru mengkritik keras langkah Pemko Payakumbuh. Ia menilai bahwa kegiatan yang digelar hanya bersifat simbolik dan tidak menyentuh akar persoalan lemahnya daya tarik pasar bagi masyarakat luas.
“Dinas Koperasi dan UKM sudah kehabisan akal. Menggelar apel bersama dan menghadirkan pedagang kontemporer hanya demi promosi seolah-olah pasar itu hidup. Padahal itu cuma panggung untuk swafoto pejabat,” kritik Tasrif tajam.
Ia menyebut langkah tersebut tidak lebih dari pembohongan publik dan mendesak Pemko untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi revitalisasi pasar rakyat.
Pasar Padang Kaduduak, yang pernah menjadi harapan baru bagi pengembangan wilayah utara Kota Payakumbuh, kini kembali diuji. Apakah langkah Pemko kali ini akan berbuah nyata, atau sekadar gimik semata, waktu yang akan menjawab.(ws)